Table of Content

RAJAMALA

image_title_here
RAJAMALA MASKOT ASEAN PARA GAMES 2022

Rajamala Chantik

Rajamala adalah putra angkat Resi Palasara, dari padepokan Retawu dengan Dewi Durgandini (Setyawati), putri Prabu Basukesti raja negara Wirata. Ia tercipta dari mala penyakit Dewi Durgandini (Dewi Lara Amis) yang tertelan seekor ikan betina. Ia terjadi berbarengan dengan saudaranya yang lain, bernama; Kencakarupa, Rupakenca, Setatama, Bimakenca dan Dewi Ni Yutisnawati/Rekatawati.

Rajamala juga mempunyai tiga orang saudara angkat lainnya yaitu : Begawan Abiyasa, putra Resi Palasara dengan Dewi Durgandini, Citragada dan Wicitrawirya, keduanya putra Dewi Duragandini dengan Prabu Santanu, raja negara Astina.

Rajamala berwatak keras hati, berani, ingin selalu menangnya sendiri dan selalu menurutkan kata hati. Ia sangat sakti, tidak bisa mati selama masih terkena air. Menurut ketentuan dewata, hanya ada lima orang satria yang dapat mengalahkan dan membunuh Rajamala, yaitu: Resi Bisma, Adipati Karna, Kakrasana (Baladewa muda), Duryudana dan Bima (Werkudara).

Rajamala akhirnya tewas dalam peperangan melawan Bima (Werkudara), yang waktu itu hidup menyamar dinegara Wirata dengan nama Balawa (Jagalbilawa), sebagai tindakan Rajamala yang ingin menjamah Salidri nama samaran Dewi Drupadi.

Canthik Kapal Kyai Rajamala menjadi salah satu saksi bisu kejayaan Keraton Kasunanan Surakarta, Jawa Tengah, di abad ke-19. 


Canthik atau hiasan dari kayu jati tersebut dibuat oleh Putra Mahkota Paku Buwono IV Raden Mas Sugandi (KGPAA MANGKUNAGORO III) di masa pemerintahan Paku Buwono IV sekitar tahun 1788-1820.


Dilansir dari situs Surakarta.go.id, canthik tersebut dibuat dari kayu jati pilihan di Hutan Danalaya di Wonogiri, Jawa Tengah.


Menurut keyakinan warga saat itu, hutan tersebut dianggap keramat. Saat Keraton Surakarta membutuhkan kayu jati untuk membangun, pohon di hutan tersebut akan tumbang dengan sendirinya.


Tak sulit untuk menemukan canthik Rajamala saat berkunjung di Museum Keraton Surakarta. Hiasan itu memilik bentuk mirip wajah raksasa jika dalam kisah pewayangan.


Wajahnya berwarna merah dengan taring tajam, mata melotot, berambut tebal dan lebat. Lalu bagian yang mencolok adalah bentuk hidung yang menonjol disertai kumis tebal.


Kompas.com



Kompas.com Regional

Canthik Rajamala, Jejak Bisu Kejayaan Keraton Surakarta

Kompas.com, 7 Maret 2021, 15:00 WIB

   Komentar 


Komentar Lihat Foto

Dok. Situs pariwisatasolo.surakarta.go.id

Canthik Rajamala koleksi di Museum Karaton Surakarta

Canthik Rajamala koleksi di Museum Karaton Surakarta

Petugas mengangkat Canthik Kiai Rajamala saat melakukan persiapan ritual jamasan (membersihkan) di Museum Radyapustaka, Solo, Jawa Tengah, Jumat (16/1/2009). Hiasan depan perahu yang telah tersimpan 108 tahun di museum ini akan dijamas pada Minggu (18/1.2009).



Editor: Michael Hangga Wismabrata


KOMPAS.com - Canthik Kapal Kyai Rajamala menjadi salah satu saksi bisu kejayaan Keraton Kasunanan Surakarta, Jawa Tengah, di abad ke-19. 


Canthik atau hiasan dari kayu jati tersebut dibuat oleh Putra Mahkota Paku Buwono IV Raden Mas Sugandi (KGPAA MANGKUNAGORO III) di masa pemerintahan Paku Buwono IV sekitar tahun 1788-1820.


Dilansir dari situs Surakarta.go.id, canthik tersebut dibuat dari kayu jati pilihan di Hutan Danalaya di Wonogiri, Jawa Tengah.


Menurut keyakinan warga saat itu, hutan tersebut dianggap keramat. Saat Keraton Surakarta membutuhkan kayu jati untuk membangun, pohon di hutan tersebut akan tumbang dengan sendirinya.


Video Rekomendasi


Baca juga: Mengapa Kita Asyik Ngobrol di Angkringan? Begini Asal-usulnya...


Bentuk Canthik Rajamala



Komentar Lihat Foto

KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Petugas mengangkat Canthik Kiai Rajamala saat melakukan persiapan ritual jamasan (membersihkan) di Museum Radyapustaka, Solo, Jawa Tengah, Jumat (16/1/2009). Hiasan depan perahu yang telah tersimpan 108 tahun di museum ini akan dijamas pada Minggu (18/1.2009).

Tak sulit untuk menemukan canthik Rajamala saat berkunjung di Museum Keraton Surakarta. Hiasan itu memilik bentuk mirip wajah raksasa jika dalam kisah pewayangan.


Wajahnya berwarna merah dengan taring tajam, mata melotot, berambut tebal dan lebat. Lalu bagian yang mencolok adalah bentuk hidung yang menonjol disertai kumis tebal.


Dalam kisah pewayangan, Rajamala atau Rodjomolo, adalah tokoh setengah manusia setengah raksasa.


Rodjomolo disebut berasal dari negara Wirotho. Rajamala di dalam lakon "kongso adu djago",

Kapal Kyai Rajamala

Kapal Rajamala sendiri memiliki ukuran sekitar 58,9 x 6,5 meter. Ukuran tersebut cukup besar di masanya. Lalu, ukuran dayung perahu memiliki panjang sekitar 6,6 meter.


Sebutan Kyai atau Nyai sering diberikan ke benda atau barang milik Raja dan dianggap sebagai penghormatan. diceritakan sebagai  disiapkan untuk jagal Berawa.


Selain itu, tokoh Rajamala juga dikenal tiada tanding dan disimbolkan sebagai kekuatan untuk menolak bala atau aura negatif. Canthik Rajamala tersebut selalu ditaruh di bagian haluan dan buritan kapal.


Saat ini Canthik Rajamala masih tersimpan di Museum Keraton dan Radyapustaka di Kota Solo.

Rajamala resmi dijadikan maskot ASEAN Para Games 2022

Rajamala resmi dijadikan maskot ASEAN Para Games 2022 yang akan digelar di Kota Solo mulai 30 Juli hingga 6 Agustus mendatang. Keberadaan maskot dalam ajang ASEAN Para Games tentu memiliki peran penting dalam menunjukkan sisi lain dari gelaran olahraga multicabang bagi penyandang disabilitas tersebut.

Siapa Itu Rajamala?

Rajamala merupakan bagian dari Canthik Kapal Kyai Rajamala menjadi salah satu saksi bisu kejayaan Keraton Kasunanan Surakarta, Jawa Tengah, di abad ke-19. Canthik atau hiasan dari kayu jati tersebut dibuat oleh Putra Mahkota Paku Buwono IV Raden Mas Sugandi (KGPAA MANGKUNAGORO III) di masa pemerintahan Paku Buwono IV sekitar tahun 1788-1820.

Dalam kisah pewayangan, Rajamala atau Rodjomolo, adalah tokoh setengah manusia setengah raksasa.

Posting Komentar